Laman

selamat datang

어서 오세요

Jumat, 03 Juli 2015

ku nanti kau di batas waktu

Andaikan ku dapat mengungkapkan perasaanku
Hingga membuat kau percaya
Akan kuberikan seutuhnya rasa cintaku
Selamanya selamanya
Mungkin hanya sebait lagu yang dapat mewakili perasaanku saat ini. Sebuah bait sederhana yang tertulis oleh relung hati yang sedang disinggahi perasaan yang disebut cinta. Cinta ? Aku pun tak pernah yakin apa itu cinta. Cinta hanyalah sebuah kata yang diucapkan hampir seluruh insan di dunia ini. Entah mereka semua paham akan artinya ataupun tidak. Tapi bagiku, cinta adalah sebuah rasa yang ditujuan kepada Dia dan makhluk-Nya. Sebuah rasa simpati, dia adalah bagian dari kebahagiaan diri. Kisahku bermula saat bulan Ramadhan pada tahun 2015 M. Kampung Kuningan adalah saksi dimana kisah ini bermula. Tepatnya kos asrama putri mandiri blok H12 lantai 3. Dari sanalah seorang mahasiswi tingkat akhir tersenyum, menangis, menatap bulan, dan menatap seorang pemuda yang hanya entah sekedar lewat ataupun makan diwarung sebelah tepat dibawah gadis itu berpijak.
Semua bermula ketika Ramadhan tahun lalu, gadis itu selalu melihat seorang pemuda sholat tarawih di Masjid Al-Munnawar, masjid yang sama yang menjadi tempat gadis itu melaksanakan sholat tarawih. Setiap berangkat dan pulang Ia melihat pemuda itu, tanpa disadari Ia selalu mencuri pandang dengan pemuda itu. Satu tahun berlalu tidak ada pergerakan, bahkan hampir terlupakan.

Ramadhan kali ini, sekilas ingatan setahun lalu terkuak kembali. Hampir sebulan penuh gadis itu menjalani puasa di tempat kosnya. Hampir setiap hari pula Ia kembali bertemu dengan pemuda itu. Semakin hari tanpa disadari Ia begitu memperhatikan pemuda itu. Hanya berawal dari iseng untuk cuci mata. Akhirnya semua berlanjut menjadi perasaan yang lebih dalam. Setiap hari, gadis itu melihat sang pemuda lewat di jalan kecil di depan kosnya. Hingga tanpa disadari Ia hafal waktu-waktu pemuda itu lewat maupun ada di warung samping kosnya. Tanpa disengaja punIa mulai mengetahui sedikit tentang pemuda itu. Pemuda itu merupakan mahasiswa universitas negeri Yogyakarta jurusan matematika angkatan satu atau dua tahun dibawahnya ( masih belum dapat dipastikan). Semua informasi itu diperoleh tanpa sengaja saat gadis itu membeli makan di warung sebelah yang kebetulan juga pemuda itu ada ataupun lewat.
Tidak pernah terfikirkan sebelumnya bahwa gadis ini akan benar-benar jatuh hati pada pemuda itu. Saat ini pemuda itu telah menjadi bagian dari senyum dan kebahagiaan sang gadis. Namun, gadis ini sadar bahwa mungkin Ia tidak akan pernah menjadi bagian dari kebahagiaan pemuda itu. Hanya doa yang dapat menjawab semuanya. Doa sang gadis yang selalu mengiringi untuk diberikan imam yang terbaik untuknya, dan pemuda itu menurutnya merupakan imam yang baik.